Rabu, 05 Desember 2012

"Sepuluh (10) Kategori" Aristoteles


Sepuluh (10) Kategori, Aristoteles

Aristoteles mencetuskan sepuluh kategori (ten categories) berpikir filsafat, untuk mempelajari atau memaknai “ada”, atau keberadaan sesuatu.
Kategori menurut Aristoteles ialah seperangkat pernyataan yang mampu mengklasifikasikan semua pernyataan lainnya.

Sepuluh kategori tersebut yaitu:
1.    Substansi, setiap hal pasti berada didalam dirinya sendiri, bukan yang lain. Misalnya, manusia tetaplah berada dalam dirinya sendiri, tidak berada dalam binatang. Begitu pula binatang, tumbuhan, air, dan sebagainya.
2.    Kualitas, setiap hal pasti berada di dalam kualitas sendiri, bukan yang lain. Misalnya, Aristoteles itu cerdas, bijaksana, putih, dan sebagainya.
3.    Kuantitas setiap hal pasti berada di dalam bentuk dirinya sendiri, bukan yang lain. Misalnya, dua, setengah, panjang, dalam, seliter, semeter, dan sebagainya.
4.    Relasi adalah setiap hal pasti berada di dalam hubungan dengan yang lain. Misalnya, Aristoteles murid Plato atau Edi putra dari Bambang, dan sebagainya.
5.    Tempat atau ruang, eksistensi setiap hal pasti terikat dalam ruang tertentu, atau di dalam habitatnya. Misalnya di rumahnya.
6.    Waktu, setiap hal dalam eksistensinya pasti terikat dalam waktu tertentu. Misal, Sokrates dalam melakukan seluruh kegiatan kehidupan keluarga, mengatur jadwal yang teratur.
7.    Keadaan, eksistensi setiap hal pasti terikat dalam keadaan tertentu. Misalnya, air itu begitu tenang (tidak terbebas dari situasi alam) atau Sokrates dalam melakukan seluruh kegiatannya, tidak bias terbebas dari keadaan  dirinya dan situasi lingkungan alam; dan sebagainya.
8.    Mempunyai, artinya dalam eksistensinya setiap hal pasti terikat dalam kebiasaannya sendiri. Misalnya, kebiasaan berdialog dalam perkuliahan.
9.    Berbuat (aksi), dalam hubungannya dengan yang lain, setiap hal pasti memainkan suatu peran. Misalnya sebagai guru. aksi, yaitu pengertian yang menyatakan suatu tindakan atau aktivitas dari ada itu, seperti Socrates itu minum racun.

10. Menderita, setiap hal pasti menanggung derita atas aksi atau tindakan yang diperankan. Misalnya sebagai mempertanggungjawabkan perannya baik sebagai kepala rumah tangga maupun perannya sebagai guru.

Dari kesepuluh kategori tersebut, substansi mengandung arti “sesuatu yang berdiri sendiri dan sekaligus mendasari sesuatu lainnya” (sub-stare). Pada substansi dapat ditambahkan keterangan, dirinci menjadi berbagai macam, tetapi substansi itu sendiri tidak dapat dijadikan sebagai keterangan atau rincian pada yang lain. Substansi adalah yang diterangkan. Sedangkan sembilan yang lainnya merupakan penyebut atau pemberi bentuk terdapat substansi dan oleh karenanya ia tidak dapat berdiri sendiri, atau disebut dengan aksidensi. Aksiden hanya berada dalam substansi. Contoh, substansi “manusia” dapat dikenakan dengan rincian “tua”, “pandai”, “berdiri”, “berusia 50 tahun”, “sehat walafiat” dan sebagainya. Aksidensi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu mutlak (kategori kualitas dan kategori kuantitas) dan relatif ( tujuh kategori lainnya).

2 komentar: